Kamis, 24 Desember 2015

WALUT SAMATA

Walut Samata adalah sebagian kecil dari kata-kata dalam Bahasa Banjar (https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Banjar) terutama pada bahasa Prokem kedaerahan di wilayah Hulu Sungai Banjar, atau dapat dikatakan sebagai bahasa pahuluan Banjar . Kata Walut Samata ini, Penulis temukan tatkala berada dalam perjalanan menuju Kota Banjarmasin di daerah sekitaran Kalua (Banua Lima) - Kab. Tabalong (http://tabalongkab.go.id/kbb/kamus.htm), Kalimantan Selatan, yakni tatkala beriringan dengan sebuah mobil sarat dengan muatan Kardus Fom Ikan berjenis mobil Suzuky Carry Extra 1.0 Pick Up. Di belakang mobil ini jelas tertulis di daun pintu dasboard belakang mobil tersebut dengan spotlight menyala warna kuning bertulisan dengan huruf Capital : WALUT SAMATA.

Memang tulisan kata-kata WALUT SAMATA ini terkesan sederhana, namun sesungguhnya mengandung arti yang sangat mendalam. Bahkan arti kata-kata dimaksud dapat mengandung arti dan makna yang sangat mendalam. Istilah Walut Samata ini memiliki beberapa defenisi yang secara harfiah dipisahkan atau terdiri dari kata WALUT dan SAMATA. Dua kata ini memiliki arti yang berbeda, yakni WALUT mengandung arti BELUT yaitu sejenis binatang licin yang hidup di lumpur baik di persawahan maupun di pinggiran lumpur tebing sungai yang umumnya basah dan sedikit tergenang air. Sedangkan SAMATA sendiri adalah satu mata atau hanyalah sendiri. Apabila kedua kata tersebut digabungkan menjadi satu maka menimbulkan arti yang berbeda.

Sebagian orang yang memahami istilah dan arti kata dalam Bahasa Banjar mengasumsikan bahwa kedua kata tersebut memiliki khas arti, antara lain :

  • Walut Samata - Bahwa dia hanyalah orang kecil semata dengan kemampuan diri yang serba terbatas untuk mengisi hidup.
  • Walut Samata - Bahwa dia walau pun dengan kemampuan seadanya, tetapi bergerak hidup dengan ketekunan dan tekad yang besar untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagi hidupnya.
  • Walut Samata - Bahwa dia memiliki kemampuan seadanya tetapi dia akan selalu bergerak mencari celah bagaimana dia bisa terlepas dari berbagai himpitan hidup dan berjuang selincah Belut menyelusup licin dalam mencari rejeki di dalam kemampuannya yang terbatas itu.
  • Walut Samata - Bahwa dua kata ini bisa digunakan sebagai kata pelepas rasa dan sebagai pengungkap diri secara utuh untuk menyampaikan pesan lucu, sedih, jengkel, marah atau pun kekecewaan terhadap pandangan orang tentang dirinya kepada orang lain. Dalam arti, inilah diri mereka sebenarnya dengan segala keterbatasannya.

Arti atau pengertian dari kata Walut Samata di atas hanyalah merupakan satu dari sekian banyak arti yang tentunya mengandung banyak makna di kalangan masyarakat Banjar. Kedua kata tersebut mampu menyajikan keragaman arti dan maksud dalam satu konteks defenisi yang bermacam-macam. Inilah kekhasan dari masyarakat Hulu Sungai Banjar yang hidup dengan penuh kesederhanaan berjuang bak Walut (Belut) untuk mengimbangi perjalanan waktu yang beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ditengah derasnya proses perubahan modern dalam kehidupan masyarakat tradisional Banjar.

Tentunya Budaya Lokal merupakan pijakan bagi peletakan pondasi sejarah perkembangan manusia di suatu daerah. Bahasa Daerah / Lokal adalah pembuka kunci komunikasi untuk mengetahui sejarah dan budaya peradaban yang pernah berkembang di suatu wilayah. Harapan kita adalah agar Budaya dan Bahasa Banjar tetap lestari berkembang mengikuti arus modernisasi/ Globalisasi untuk meninggalkan warisan kepada anak cucu bahwa budaya dan bahasa Banjar adalah warisan Budaya yang tak lekang oleh perubahan apa pun, dan tentunya menjadi pijakan utama terbentuknya sikap mental yang baik dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Semoga dengan dua kata WALUT SAMATA ini cerminan makna yang baik dalam pembentukan sikap, perilaku dan teladan bagi masyarakat. Banyak arti dan banyak makna itulah kehidupan yang tidak tergerus dalam arus kehidupan untuk dijadikan pegangan menjadi lebih baik menjadi diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama dan Negara. Semoga semua itu menjadi pegangan hidup kita bersama. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar